Juni 2022

 Sudah lama waktu berlalu semenjak postingan terakhir di blog tak bermutu ini. Hari ini, kok pengen nulis. biasanya aku nulis hanya karena ada inspirasi dan NIAT. Sebenernya hari-hari yang lain itu sudah banyak inspirasinya, hanya saja niatnya tidak muncul. Dan yang paling penting adalah tidak ada waktu sama sekali untuk menulis. Karena selama ini kerjaku dirumah ngurus anak yang dianggap orang tidak bisa ngurus anak. *senyum*

Hari ini aku ingat Bapak yang sudah kembali. Kadang ketika aku ingat momen menyedihkan tahun lalu, aku juga ingat bagaimana beliau membuat hal yang tidak bisa aku lupa. Aku ingat aku pernah diusir tidak boleh bertemu tamunya karena aku pengangguran, aku ingat aku pernah dimarah habis-habisan karena burung kesayangannya tidak sengaja jatuh ketika kupindahkan sangkarnya karena hujan, aku ingat tanganku pernah dipukul karena membela ibu yang mau beli makanan diluar. Ah, hal-hal sepele seperti itu masih kuingat. Membekas dan membangkitkan memori lama yang menggores hati. Sungguh, apabila seorang lelaki telah berkata-kata sedikit saja, itulah luka yang ia unggah untuk selamanya.... Tanpa bermaksud membuka luka lama, kadang aku juga kesal terhadap diriku sendiri yang tidak bisa menghapus semua hal buruk itu.  Aku bahkan masih ingat raut muka dan perkataan yang selalu kupendam dan kusimpan rapat-rapat. Dunia bahkan tidak tau betapa sesusah itu membusungkan dada berpura pura bilang 'aku tidak apa-apa'.

bergulirnya waktu akupun sadar,

bahwa beginilah Allah menciptakan wanita, memiliki hati lembut nan rapuh. Hati yang penuh kasih sayang sehingga tidak bisa menerima perlakuan atau bahkan kata-kata kasar. Beginilah Allah menciptakan wanita melalui tulang rusuk yang bengkok. Tulang itu  akan selalu bengkok, tidak bisa dipaksakan untuk lurus, nanti dia akan patah. Biarkan dia tetap bengkok, maka dia akan tetap menjaga raga...


Ah, serapuh itukah jadi seorang wanita?  bahkan hingga saat ini, aku berharap untuk tidak merasakannya kembali. aku bahkan berharap akan menjadi kuat berkali-kali lipat. tapi ternyata aku salah, menjadi seorang ibu bahkan bisa membuat hati menjadi makin rapuh berkali-kali lipat juga. rasa letih yang berakumulasi kadang menjadikan kita dianggap tidak becus menjadi seorang ibu. sebegitu hebatnya wanita sampai dia tidak boleh sakit dan lelah????? sebegitu tangguhnya wanita sampai dia tidak boleh mengeluh ????? padahal, tidak ada yang bisa menyamai kuatnya seorang wanita yang tidak tidur semalaman karena anak sakit, tidak ada yang bisa menyamai kuatnya seorang wanita yang tidak makan demi anaknya makan sesuap... dan hari inipun, beginipun, akupun dinilai TERLALU MENGELUH. 


dan salah jika aku berdoa untuk tidak merasakan pengulangan hal menyedihkan ini lagi, seharusnya aku meminta untuk diberi hati dan bahu yang kuat untuk bisa menghadapinya. dan lagi-lagi aku pasti dianggap berlebihan dan kekanak-kanakan. Memang, seseorang tidak akan pernah bisa merasakan yang kita rasakan jika dia tidak mengalaminya secara langsung. Orang tidak akan bisa merasakan yang namanya sakit melahirkan hingga dia sendiri yang melahirkan anaknya. Orang tidak akan bisa merasakan lelahnya mengurus anak hingga dia sendiri yang punya anak. Orang tidak akan bisa merasakan kehilangan hingga dia sendiri yang mengalami kehilangan. Tidak akan pernah bisa.


sabar, sabar,


dari ira yang dianggap selalu tdk bisa sabar.


Komentar